Thursday, April 11, 2013

Inilah Indonesia 100 Tahun lagi


Percaya nggak kalau 100 tahun lagi taman- taman di Jakarta sudah tidak lagi untuk orang pacaran? Melainkan untuk orang- orang yang sedang mandi kembang dan nyari wangsit sambil membawa sesajen yang ditaruh dibawah pohon. 100 tahun lagi di Jakarta sudah tidak akan lagi banyak motor yang memacetkan jalanan, yang ada hanyalah nenek- nenek yang beterbangan dengan menaiki sapu lidi sambil memakai jubah warna hitam dan cekikian nggak jelas. Handphone android, aple dan black berry tidak perlu lagi bersaing meningkatkan jumlah pasar, begitu juga dengan Nokia sudah tidak perlu lagi repot- repot menggandeng Windows Phone sebagai OS nya. Karena 100 tahun yang akan datang Jakarta sudah tidak lagi butuh alat- alat seperti itu, mereka cukup menggunakan perbincangan supranatural melalui mata batin (nggak harus ngomong tapi yang diajak bicara udah paham artinya apa, sambila mengangguk- angguk kayak di film- film kolosal), jadi sudah tidak perlu lagi takut disadap oleh KPK kalau sedang melakukan transaksi haram, imbasnya tentu pada saat itu lembaga anti korupsi (KPK) tersebut dibubarkan karena dinilai riset –riset dan penyelidikan yang dilakukannya sudah tidak lagi relevan dengan kehidupan sosial masyarakat Jakarta waktu itu.

Setiap malem kondisi ibu kota layaknya malem pada film- film era Suzana, mencekam dan gelap gulita. Sudah tidak ada lagi yang namanya  bar atau cafe- cafe malem, semua telah berubah menjadi pos- pos ronda yang diisi oleh orang- orang yang bisa disebut seperti Bokir pada jaman Suzana. Disaat itu Jakarta telah menjadi kota yang penuh dengan kemistikan, dimana masyarakatnya tidak lagi berlomba- lomba membeli teknologi yang super canggih. Mereka justru lebih menganggap modern adalah hal- hal yang berbau kedukunan, mereka menganggap dukun adalah para pakar- pakar modernisasi yang dielu- elukan pada waktu itu, ibarat kata kalau ditahun 2013 ini para dukun itu seperti para pemilik perusahaan- perusahaan teknologi yang super canggih seperti Bill Gates atau Marc Zuckerbeg yang menciptakan facebook. Tanpa disadari ternyata kejadian ini berimbas ke kota- kota lain di Indonesia, Surabaya, Bandung, Malang dan lainnya juga menjadi ikut- ikutan mistis, mereka waktu itu menganggap bahwa mistis adalah sebuah trend masa kini yang perlu untuk diikuti biar dikata gaul.

Waktu itu dimunculkan lah sebuah istilah yang populer untuk menggambarkan kejadian tersebut, disebutnya dengan istilah “demam dukun”, kalau ditahun 2013-an kan heboh demam Korea, dimana film- film korea dijadikan kiblat oleh sebagian orang Indonesia. Begitu juga dengan wabah demam dukun ini, semua antusias menyambutnya dengan suka cita, bagi mereka meskipun mencekam tapi ini adalah Asyiiikk.. Kejadian ini berkembang dan terus berkembang hingga pada titik yang sangat parah, semua sistem berubah. Hingga menjadi sorotan dunia internasional. Bahkan Amerika dan negara- negara eropa lainnya merasa terusik akibat takut wabah kedukunan yang diterapkan oleh Indonesia ini, mereka takut nanti orang- orang Amerika dan eropa akan menjadikan “demam dukun” juga sebagai kiblat mereka, mereka berfikir tentu ini akan mengganggu stabilitas negara mereka. Mereka takut kalau nantinya Amerika yang memiliki senjata yang sangat canggih tidak lagi menjadi negara super power karena semua senjata- senjata canggihnya telah disulap oleh dukun- dukun Indonesia menjadi sesuatu yang menggelikan, semisal bom- bom rakitan Amerika disulap menjadi pisang goreng, kemudian mobil- mobil tank yang sangat kuat disulap menjadi mobil- mobilannya teletubies. Tentu ini akan menjadikan Amerika sebagai macam ompong karena senjatanya sudah disulap semua. Sedangkan negara- negara eropa yang terkenal dengan negara yang perekonomiannya mapan juga merasa terancam, mereka takut produk- produk mereka yang selama ini laku keras dipasaran entah itu produk teknologi atau yang lainnya jadi kesaingi oleh produk mistis ala Indonesia. Mereka takut kalau penjualan- penjualan gadget mereka akan mati total karena orang lebih suka ngobrol dengan mata batin, mereka takut kalau dunia fashion yang selama ini lebih didominasi oleh pakaian model eropa akan tersaingi oleh baju- baju ala dukun Indonesia dengan motif dukun yaitu jubah warna hitam lusuh dengan tambahan aksesoris kalung dengan bandul taring macan.

Begitu dahsyatnya wabah “demam dukun” meraja lela, hingga media – media asing pun mengikuti jalan beritanya hingga suatu hari ditemukan sebuah kabar dari  Majalah Ghaib bahwa Ki Joko Koplo (anak cucu dari ki joko bodo) telah menyabet penghargaan sebagai Man of The Year versi majalah Times, sungguh luar biasa sosok ki Joko Koplo telah dianggap mampu mewakili sosok manusia yang paling berjasa dan berpengaruh di dunia lewat “demam dukun” nya. Tak lama kemudian muncul berbagai macam pemberitaan tentang “demam dukun” ini, hingga media internasional paling terkenal di dunia yaitu BCC mengeluarkan sebuah edhisi khusus yang bercerita dan memberitakan tentang kedukunan di Indonesia, disebutlah dengan istilah “BCC and The Dukun ”.

Karena ketenarannya yang sudah tidak dapat dibendung lagi akhirnya memunculkan polemik ditengah masyarakat, banyak yang penasaran asal muasal dari “demam dukun” ini, akhirnya banyak peneliti ditahun itu (100 tahun kemudian setelah tahun 2013) berlomba- lomba mengungkap sejarah dari “demam dukun” ini, hingga akhirnya sebuah thesis dari seorang profesor yang juga rektor sebuah universitas Islam di Jakarta mengungkap tabir dari asal muasal “demam dukun” tersebut. Doi (sang profesor) meneliti berdasarkan runtutan dari tahun ketahun, setelah mengumpulkan beberapa data dan riset akhirnya doi menemukan sebuah kejadian yang menurutnya merupakan titik balik dimana demam dukun ini mulai diwacanakan. Kurang lebih beginilah kutipan dari hasil thesisnya yang telah penulis urai sedemikian rupa:

Jadi menurut doi (sang profesor) “demam dukun” ini bermula disebuah tempat dipinggiran Jakarta, tepatnya di Ciputat. Waktu itu terpampang sebuah baliho yang bergambarkan seorang anak muda yang ingin mencalonkan presiden, anak muda tersebut mengaku telah bosan dengan segala kebohongan dinegara ini, sumpah- sumpah jabatan yang dilakukan menurutnya dianggap telah tidak mampu lagi memberikan rasa takut pada para pejabat yang disumpah , karena tetap saja mereka para pejabat melanggar sumpahnya tersebut meskipun sumpahnya dilakukan dengan kitab suci diatas kepala, akhirnya pemuda yang bernama FARHAT AGUS (memplokamirkan dirinya sebagai calon presiden muda )ini membuat sebuah terobosan yang menurutnya sangat jitu, dia mewacanakan bahwa sumpah jabatan yang dilakukan selama ini harus dirubah dengan menggunakan “sumpah pocong” dia mengatakan bahwa semua orang akan lebih takut jika melanggar sumpah pocong karena dipercaya bisa menimbulkan kematian.  Waktu tahun 2013 tentu hal semacam ini hanya mejadi bahan lelucon dan hinaan saja karena masyrakat waktu itu masih gandrung dengan sesuatu yang rasional masih suka pake whatsapp dari pada mata batin.

Kejadian ini ditambah lagi dengan wacana dari anggota DPR pada tahun 2013 yang mewacanakan tentang perlu adanya RUU santet, menurut dewan perwakilan rakyat waktu itu, undang- undang tentang santet haruslah diadakan demi melindungi kepentingan masyrakatnya. Kejadian ini semakin mendekati puncaknya ketika muncul kasus EYANG BUBUR, sosok dukun yang menggemparkan media masa dan masyarakat pada tahun itu. Kasus yang sangat unik dimana banyak artis yang terlibat dalam kasus eyang bubur ini, ada pihak- pihak yang secara tegas menganggap bahwa eyang ini mengajarkan ajaran sesat namun ada juga banyak artis yang membela dan mengaku sebagai murid dari eyang bubur ini. Yang kemudian banyak dianalisa oleh orang adalah terkait pengakuan para artis yang mengaku telah diberi banyak hadiah oleh eyang bubur, ada yang dikasih mobil, perhiasan dan lain sebagainya. Sehingga banyak mengundang tanya masyarakat, sebenarnya kerjaan eyang subur ini apa? kok bisa memberikan hadiah yang banyak kepada artis- artis yang mengaku muridnya. Belum lagi cerita- cerita yang mengatakan kalau sosok eyang ini adalah sosok yang dermawan dan selalu  suka nraktir.

Nah, berawal dari sinilah akhirnya masyarakat memiliki pemahaman kalau menjadi dukun itu bisa membuat orang jauh lebih kaya, banyak orang yang akhirnya berbondong- bondong berubah profesi menjadi dukun. Mereka menyekolahkan anak- anak mereka ke sekolah- sekolah kedukunan yang saat itu menjadi sekolah yang favorit. Meraka beranggapan bahwa dengan sekolah disekolah kedukunan akan memberikan masa depan yang cerah layaknya eyang bubur.

Karena jumlah peminat perdukunan yang semakin melonjak akhirnya wacana tentang enterpreunership pun tersaingi oleh kedukunan, banyak seminar- seminar tentang kedukunan yang dibandrol dengan harga mahal namun tetap ramai peminat. Hingga puncak- puncak kejayaannya dunia perdukunan adalah ditahun 2113, yaitu seratus tahun setelah tahun 2013 ditahun itu tercipta sebuah istilah “demam dukun” yang mewabah ke seluruh dunia. Ki joko bodo tidak pernah putus- putus untuk melahirkan generasi- generasi dukun yang hebat hingga sampai Ki Joko Koplo (yang entah keturunan keberapa dari ki joko bodo) ini menyabet penghargaan man of the year pada tahun 2013.
Ya begitulah kurang lebih prediksi Jakarta setelah 100 tahun.. hahaha.

No comments:

Post a Comment