Saturday, July 13, 2013

Malam Minggu Molen

Ini adalah judul spontan yang muncul saat terjadi obrolan absurd gue dengan seorang teman lama. Berawal dari sebuah obrolan tentang banjir dan skripsi, akhirnya gue dengan instan mengatakan kalau judul skripsi gue adalah “malem minggu molen”. Lagi- lagi dengan spontan semua tertawa terbahak- bahak.

Kenapa coba harus “malem minggu molen”? Apakah itu adalah plesetan dari sebuah film komedi karya Radityadika yang berjudul  “malem minggu miko” ? jawabannya tentu tidak.

“Malem minggu molen” adalah dua variabel yang ternyata saling mengisi dan bersimbiosis mutualisme. Analisanya itu begini, kita bahas satu per satu, variabel yang pertama adalah malem minggu, malem minggu boleh jadi bagi sebagian orang adalah malam yang indah dan “mak nyuss”, muda mudi memanfaatkan malam minggu untuk nonton bioskop atau makan malam sama pacar, mungkin bagi orang- orang seperti mereka ini malam minggu akan menjadi malam yang mengesankan.

Akan tetapi bagaimana yang terjadi terhadap sebagian kaum yang lain, apalagi kalau bukan kaum jomblo dan Long Distance Relationship (LDR). Kaum yang ini pada umunya berharap ketika malam minggu hujan akan turun dengan membabi buta ketika menjelang maghrib hingga tengah malem. Mungkin mereka akan merasa sebagai kaum yang paling dirugikan dengan adanya malam minggu ini.

#Hening Sejenak#

Tapi tunggu dulu, mungkin ada sedikit ralat. Tiba- tiba gue berfikir kalau ternyata nggak ada satu pun kaum yang diuntungkan dengan adanya malam minggu ini. Lah katanya tadi muda- mudi yang pacaran itu menganggap malam minggu adalah malam yang indah? Ah ternyata itu nggak juga kok. Bagaimana bisa disebut indah kalau ternyata jalanan dimalam minggu itu macet banget (khusus wilayah Jakarta dan sekitarnya), terus duit yang dikeluarin buat nonton bioskop dan makan malam bagaimana? Bisa- bisa itu adalah duit dari hasil menghemat uang jajan selama seminggu penuh, udah gitu capeknya juga akibat bermacet- macet ria. Ya mungkin saja imbalan dari semua itu adalah rasa seneng, tapi kan rasa seneng itu bisa dicari dengan cara lain yang lebih mudah dan hemat, tanpa harus bermacet – macet ria dan buang banyak duit.

Oke gue akhirnya menyimpulkan kalau ternyata variabel yang pertama alias malem minggu itu memilik makna “nggak enak buat siapa saja”. Entah itu yang pacaran, yang jomblo dan yang LDR , semua dirugikan!! Setuju??

Sekarang ke variabel kedua alias “Molen”. Gue adalah salah satu penggila molen, setiap mampir ke tukang gorengan gue pasti pesennya hanya molen saja, selain berisi pisang yang manis, ternyata molen itu memiliki kulit luar yang renyah dan gurih. Selain itu molen juga merupakan bagian dari gorengan yang gizinya paling komplit, selain mengandung pisang sebagai bagian dari buah- buahan (sehat kan pastinya), didalam molen juga ada karbohidrat yang berasal dari tepung terigu untuk bahan kulit molen, ditambah lagi dengan harganya yang murah meriah cukup 500 rupiah saja,  itulah yang membuat saya semakin terkesima dengan makhluk yang namanya molen ini.

Ada yang nggak suka sama molen? Gue yakin semua pasti gemar makan molen, mungkin beli-nya yang nggak suka.

#Nah sekarang bagaimana gue bisa mengambil sebuah analisa kesimpulan kalau ternyata antara malem minggu dan molen itu saling menguntungkan?

Mari kita lihat kembali variabel pertama, disitu dijelaskan dan disimpulkan bahwasanya malem minggu adalah sebuah hal yang ternyata sangat tidak disukai, karena terbukti merugikan semua pihak (kecuali pihak yang ditraktir). Akan tetapi meskipun merugikan dan menyengsarakan tidak seorang pun pisa request untuk hidup tanpa malem minggu, kita nggak bisa minta ke Tuhan buat ngilangin malem minggu. Oleh karena ituah dibutuhkan sebuah pasangan yang tepat untuk mengisi malem – malem minggu manusia agar bisa tercapai kesenangan yang sejati.

Molen kemudian hadir sebagai pasangan tersebut, molen menjadi solusi untuk menjadi sebuah terobosan agar malam minggu- malam minggu manusia tidaklah merugikan, akan tetapi bisa lebih menyenangkan.  

Prakteknya begini:

#Jomblo
Bagi jomblo- jomblo sejati malam minggu akan menjadi indah dengan ditemani molen yang hangat sembari nonton TV. Manisnya rasa pisang akan menjadikan suasana hati menjadi ikut manis.

#LDR
Long Distance Relationship (LDR) atau hubungan jarak jauh yang biasanya intens dengan telpon- telponan atau whatsappan atau BBm-an atau Line-an atau wechat-an atau kakau-an. Banyak banget ya atau nya, namanya juga LDR, ketemu muka nggak, akhirnya social media jadi pelampiasan. Tapi jangan sering- sering juga, nanti cepat bosan.

#Pacaran
Kalau ada molen ngapain harus ke restaurant mahal? Kalau ada molen ngapain harus ke bioskop? Kan makan molen udah bisa bikin kenyang, kan molen bentuknya unik sekali, coba aja lihatin sekat- sekatnya nyenengin banget lho.. hehe. Cukup saja pacarannya dirumah sambil ditemani molen sembari nonton televisi lebih “mak nyusss” kan?

Gimana? Benar kan apa kata gue kalau ternyata malem minggu yang dipadukan dengan molen akan menghasilkan sebuah paduan yang cetar membahana. Merupakan simbiosis mutualisme yang tidak akan membuat siapapun rugi. Selamat mencoba, semoga sukses sahabat molen...



Wednesday, July 10, 2013

Yang Dilakukan Mahasiswa (TEJO) Ketika Menjelang Bedug Maghrib

Dugg.. dugg.. duggg... (bedug maghrib)

Santap ayam bakar, santap es sirup, santap buah- buahan, semua disantap!!!
Hal itu tidak terjadi pada Tejo, mahasiswa rantau yang tinggal ditempat kos.

Mahasiswa dan kos- kosan adalah dua variabel yang saling bersinggungan, yang mana menunjukan sebuah arti serba keterbatasan. Mahasiswa yang menjadi anak kos selalu diidentikan dengan hidup sendiri (mandiri), nggak ada orang tua yang ngurusin, nggak punya ini dan itu dan lain sebagainya. Begitu juga dengan Tejo, pemuda asal pulau nan jauh disana yang sedang merantau untuk menuntut ilmu di Ibu kota indonesia ini.

Sebagian orang ketika mendengar bedug maghrib maka langsung menyantap makanan yang tersedia diatas meja untuk berbuka puasa. Namun berbeda dengan Tejo yang berprofesi sebagai anak kos tersebut, jangankan berharap meja yang penuh dengan makanan dan es buah yang segar, meja aja Tejo nggak punya.

Nah, karena itulah, akhirnya dia ketika menjelang bedug maghrib menciptakan sebuah kebiasaan- kebiasaan yang berbeda dengan orang pada umumnya. Apakah itu?

·        Ngabuburit Ala Tejo
Sehabis ashar dihabiskan Tejo untuk menonton tv. Iya, itulah ngabuburit ala Tejo. Berbeda dengan orang lain, kalau orang lain ngabuburitnya dengan jalan- jalan naik motor menikmati indahnya sore hari, tejo cukup nonton TV.

Tejo punya alasan sendiri kenapa dia ngabuburitnya hanya dengan menonton tv saja. Apa itu alasannya? Menghemat BBM, seiring dengan naiknya harga BBM namun uang kiriman tidak ikut naik maka dia harus menghemat pengguanaan BBM, jangan sampai tekor diakhir bulan.
Jadi cukup dengan melototin tv buat tejo adalah ngabuburit yang indah.

·         Saut ta’jil* pinggir jalan
Menjelang maghrib, maka tejo pun segera bersiap- siap, siap- siap apa? ya siap- siap nyari makanan buat buka puasa dong. Celana jins warna biru dan kaos warna kuning agaknya membuat Tejo semakin kece.

Motor distarter, helm dipasang ke kepala dan langsung tancap gas. Jalanan Jakarta yang macet memaksanya harus memacu motornya pelan- pelan saja. Dengan pelan- pelan saja sebenarnya adalah sebuah keuntungan tersendiri buat tejo, kenapa? Dengan beditu dia akan bisa lebih fokus lagi dalam memperhatikan samping- samping jalanan.

Buat apa tejo harus memperhatikan samping jalanan? Soalnya biasanya ketika menjelang berbuka puasa dipinggir- pinggir jalan sering ada yang bagi- bagi ta’jil. Biasanya mereka berdiri disamping jalan dengan mengulurkan sebotol aqua gelas dengan maksud agar pengendara motor mengambil ta’jil tersebut.

Haapppp...

Tejo pun dengan sukses meraih satu buah aqua gelas yang diatasnya terdapat 3 butir korma yang dimasukan ke plastik dan distaples dengan aqua gelasnya

“Lumayaannn...” Tejo bersyukur dalam hati.

·         Mendarat ke Masjid
Perjalanan tejo pun berlanjut, meskipun sudah mendapatkan ta’jil berupa satu aqua gelas dan 3 butir korma, ternyata tak menyurutkan niat tejo untuk tetap mencari makanan buat berbuka.
Bukan restaurant cepat saji atau masakan padang yang dituju. Akan tetapi sebuah masjid yang bernama “Al- Ikhlas”, ngapain tejo kesitu? Ya nyari buka puasa gratislah, masak mau belanja pakaian. Nama masjidnya aja udah “Al- Ikhlas” pasti ikhlas membagikan makanan- makanan buat orang- orang seperti tejo ini.

Dengan berbuka dimasjid, tejo bisa menghemat koceknya dan mendapat pahala karena sumbangan- sumbangan makanan yang dibagikan masjid ada yang mengkonsumsi. Kalau nggak ada orang- orang seperti tejo kan nanti mubadzir itu sumbangan- sumbangan makanan.

Oke sekian, kisah tejo seorang mahasiswa yang mencari jati dirinya ketika mendengar bedug maghrib di bulan puasa.

Selamat menjalankan ibadah puasa...


*Ta’jil itu makanan kecil yang biasanya dikonsumsi sebelum berbuka puasa.

Saturday, July 6, 2013

Dosen Garing

“Gimana bray skripsimu?”
“Tau nih, Suram bin muram durja. cret”
“Loh kenapa?”
“Dosennya kacrut, cret. Nyusahin banget”

Dosen!!! Apa yang ada difikiran lo ketika mendengar istilah “dosen”?

#Dosen itu pasti killer#
#Dosen itu menurutku orang yang pinter banget, soalnya dia udah S2, bahkan S3#
#Dosen ya yang ngajar dikampus itu, kalau yang ngajar di Sekolahan namanya guru#

Trus apa lagi nih dosen menurut kalian?

Dosen itu memang pasti pinter, yang diajarin aja namanya mahasiswa, namanya juga mahasiswa, berarti kan bukan sembarangan, ingat ada kata “MAHA”, camkan itu!! Dosen itu keren kalau ngajar, soalnya nggak perlu ngajarin tentang BUDI lagi, jadi nggak perlu mengulang- ngulang kata kalau INI adalah IBU BUDI.

Akan tetapi dibalik semua itu, ternyata karena berasa pinter ada beberapa dosen yang agaknya kurang disukai oleh mahasiswa. Dosen macam apa itu?

#kalau dosen datangnya selalu telat, tapi sekalinya kita telat, nggak boleh masuk, itu namanya dosen apa?
#kalau dosen jualan bukunya sendiri dikelas sambil bilang “yang beli buku ini saya catat namanya dan pasti dapet A”. Itu namanya dosen apa?
#kalau dosen ngasih tugasnya tiap pertemuan, udah gitu pake bahasa inggris semua, dan inggrisnya itu inggris yang “ilmiah” banget. Itu namanya dosen apa?
#kalau dosen ngajarnya santai banget, lenggang kangkung deh. Tapi giliran ujian nilainya dipukul rata dapet C semua, itu namanya dosen apa?
#Kalau dosen dimintai buat bimbingan skripsi, trus sok sibuk. Itu namanya dosen apa?
#kalau dosen yang ngebimbing skripsi nyuruh kita nunggu seminggu karena mau dibaca dulu revisian kita, tapi ternyata hingga seminggu kemudian revisian itu belum dibaca, bahkan dia lupa yang mana. Itu namanya dosen apa?

Ya itulah DOSEN GARING.

Modus

Diseberang pulau nan jauh disana, seorang pria sedang menelpon gebetan-nya.

“Kamu lagi apa?”
“Lagi ngerjain tugas ini.”
“Mau dibantuin nggak?”
“Kamu lagi modus yaa?”

Sadar nggak sadar istilahmodus itu sudah menjamur dan membabi buta dikehidupan kita, khususnya sih dikalangan anak- anak muda. ketemu temen lawan jenis dijalan abis itu ngobrol- ngobrol dibilang modus. Seorang cowok pengen bantuin ngerjain tugas makalah temennya yang cewek dibilang modus. Ngajak ngobrol dosen dibilang modus. Minjemin pulpen adik kelas dibilang modus. Terus apa yang nggak modus? 

Baca qur’an aja sekarang dibilang modus. Iya nggak sih?

Apa- apa kok dibilang modus. Sebenarnya apa sih modus itu? Menurut kamussiang.com pengertian modus itu adalah “KETIKA LO AKAN MELAKUKAN SEBUAH PEKERJAAN TERTENTU AKAN TETAPI MEMILIKI NIAT LAIN”. Contohnya mau bantuin orang tua beli minyak goreng diwarung, eh ternyata berharap nanti bisa nguntit uang kembaliannya, itu namanya modus. Atau kalau nggak gitu sok- sok an ngajarin adik kelas tentang matematika, ternyata sebenarnya pengen minta nomer hp nya, itu modus banget.

Selain pengertian itu, ada pengertian lain nih dari modus, apa itu? banyak yang mengartikan modus sebagai kependekan dari “MODAL DUSTA”. Jadi ya gitu deh, istilah sastranya punya udang dibalik batu ketika mau ngapa- ngapain.

Jadi kalian pernah merasa me-modusin orang atau sring di-modusin orang?


Friday, July 5, 2013

Cara Mudah Cepat Kaya

Kata orang menjadi kaya itu mudah kok..
Kata orang nggak perlu tua untuk menjadi kaya..
Kata orang juga kaya itu nggak perlu rekoso..
Kalau katamu gimanaa?

Hemmmm...

Kalau kata gue, menjadi kaya itu ya harus miskin dulu. Ngapain menjadi kaya kalau sudah kaya!! Iya kan??? *becandaan doang.

Sekarang gue pengen share nih tips biar cepat kaya. Pada penasaran kan?? Meskipun gue belum kaya (secara material), tapi gue punya teori- teori yang mungkin bisa membuat anda cepat kaya.

Bagaimana caranya?

Caranya mudah dan gampang... JADILAH PENGEMIS DI JAKARTA.

Enak aja, ngapain gue ngemis? *mungkin pertanyaan itu yang muncul. Tapi jangan salah lho pengemis di jakarta itu sebagian besar hanyalah kedok (bukan KODOK), sebagian besar mereka dikampung tergolong sebagai orang yang berada. Cek aja di google kalau nggak percaya.

Tapi perlu kalian- kalian ketahui ternyata menjadi pengemis itu sama halnya seperti menjadi pengusaha, penuh trik dan strategi, sekali salah melangkah maka akan tidak tercapai keinginan.
Setelah gue pelajari dengan penuh renungan akhirnya gue tahu kebiasaan pengemis- pengemis di Jakarta.
Apa sajakah itu?

Ø  Posisi menentukan prestasi

Ini adalah quote yang sudah mendarah daging buat mahasiswa, terutama yang sedang menjalani ujian.
Posisi, ada apa dengan posisi?

Coba kalian perhatikan pengemis- pengemis dijakarta mangkalnya dimana? Di halte- halte, di jembatan penyeberangan, dipintu- pintu masuk tempat umum seperti kampus dan lain sebagainya (pokoknya ditempat keramaian). Nggak ada pengemis di gang sepi (nanti malah diperkosa orang).

Nah itu adalah jurus ampuh para pengemis untuk menggaet para donatur. Mereka sudah memperkirakan dimana banyak orang lewat.

Ø  Tampil maksimal

Penampilan adalah modal utama, mau kencan pertama pasti bingung mau pake baju apa, mau interview kerja juga pasti bingung menyiapkan diri, begitu juga para pengemis di Jakarta.

Mereka tampil maksimal ketik mengemis, nggak ada yang tampil setengah- setengah. Bahkan mereka terkadang dengan sengaja membuat luka buatan demi memaksimalkan penampilan mereka.

So bolehh la di cobaa...

Ø  Save money

Menyimpan uang itu penting..

“Hemat pangkal kaya”

Begitu kata pepatah.

Lalu ada yang tau nggak cara pengemis buat save money?
Coba kalian perhatikan kaleng atau apapun itu yan dipake pengemis untuk meminta- minta. Meskipun mereka sudah mangkal ditempat itu hingga sore hari dan setiap orang ngasih duit, isi kaleng mereka nggak bakalan pernah terlihat penuh. Loh kenapa?

Karena setiap ada yang memberi uang mereka buru- buru menyimpannya didalam baju, jadi kalengnya tetep terlihat kosong.

Tujuan mereka apa?

Tentu tujuannya adalah untuk menarik simpati orang yang lewat, pasti akan merasa kasihan dan mengira belum dapat uang, padahal mah dikantong bajunya udah ada miliaran rupiah. Hehe.

Oke sekian ngemeng- ngemeng dari gue, *don’t try this at home.


Thursday, July 4, 2013

Kenapa Harus Angka Tujuh (7)?

Beberapa kali gue mendapat pertanyaan dari temen- temen tentang kegemaran gue pake angka 7 (tujuh).
Kenapa harus angka tujuh?

Hemmm....

Apakah kalian ingat kalau lagi ber- dzikir, seringnya bertasbih, bertahmid dan lain sebagainya berapa kali? *Gue nggak nanya orang yang nggak pernah dzikir.

Pasti jawabannya tujuh kali.

Kalian pas ngaji pernah dikasih tau mengenai lapisan langit nggak? *Gue nggak nanya sama orang yang nggak pernah ngaji.

Pasti jawabannya langit itu ada tujuh lapis.

Terus pas ngaji juga kalian pernah diajarin mengenai jumlah tingkatan- tingkatan surga nggak? *Yang nggak pernah ngaji segera ennyah dari blog ini.

Pasti ustadz lo bilang kalau surga itu ada tujuh tingkatan.

Istimewa banget kan ya angka tujuh itu? Beda sama angka tiga belas (13), katanya angka tiga belas itu angka sial *tapi itu kan cuma katanya. Lagian sampai hari ini juga belum jelas tuh siapa yang mengatakan dan mendapat referensi dari mana.

Nah, terlepas dari keistimewaan- keistimewaan yang dimiliki angka tujuh, ternyata gue juga memiliki pengalaman- pengelaman tersendiri mengenai angka tujuh ini.

Pengalaman apa maksudnya? *tentu bukan pengalaman kerja.

Gue pertama jatuh cinta dengan angka tujuh itu sewaktu pertama kali melihat akte kelahiran gue, *kok bisa jatuh cinta ? emang disitu lagi ada poto cewek seksi yang lagi berpose mengangkat angka tujuh kayak yang di pertandingan tinju?

Tentu tidak.

Ternyata di akte kelahiran tersebut tertera kalau gue terlahir di tanggal dan bulan tujuh *tapi  tahunnya nggak 2007, gue nggak semuda itu kali mennn...

Akhirnya gue nyeletuk ke emak gue “emakk, ini tanggal dan bulan kelahiranku dimanipulasi yaa kok sama angkanya..”

“ya tidak tho, wong itu pak lurah yang bikin”

Iya gue terlahir ditanggal tujuh bulan tujuh dan dihari sabtu *gue mengartikan sabtu sebagai ‘sab’atun’, itu bahasa arab yang artinya tujuh, tapi gue nggak tau sih itu bener apa nggak.

Kisah klasik gue dengan angka tujuh tidak hanya cukup sampai disitu, entah kenapa sejak kelas satu SD sampai lulus absen gue dikelas selalu bernomor tujuh, pas SMP sih udah nggak.

Nah, pas dipesantren entah kebetulan atau gimana, sewaktu gue daftar masuk pesantren, petugasnya ngasih gue kamar yang bernomor tujuh. Sebuah kebetulan yang sepertinya udah diskenarioin sama Tuhan *pede amat ya guee.

Ya begitulah, banyak hal yang telah gue lewatin bersama angka tujuh, semoga sih sebuah pertanda yang  baik. Setujuh kan??

Bilang, Amiinnnn dooongg...



Wednesday, July 3, 2013

Saya

Siapa sih saya?

Loh saya ini siapa?

Kamu tahu siapa saya?

Atau jangan- jangan kamu adalah saya?

Ataukah sebaliknya, saya adalah kamu?

Sebenarnya yang aneh itu saya atau kamu?

Ahh kamu atau saya itu sama saja.

·        Nama saya CHOIRUL ANAM.
·        Orang BOJONEGORO yang hijrah ke JAKARTA sejak tahun 2008 silam.
·        Kuliah Hubungan Internasional di UI yang Negeri alias UIN Jakarta, tapi belum selesai.
·        Pernah nguli, jadi pembantu rumah tangga dan lain sebagainya (tapi itu bohongan dooang).
·        Suka mengaji (percaya nggak percaya itu urusan kalian).

Tentang masa kecil???
Emang perlu ya diulas disini??
Tapi kalau pada penasaran ya apa boleh buat...
Oke deh, gue ceritain.

Mulai dari mana yaa,,

Hemmmm....

Oke mulai dari makan- makan waktu pelajaran tataboga pas masih SD. Jadi setiap menjelang kelulusan, sekolahan gue itu ngadain yang namanya acara masak- memasak ala chef. Jadi kita siswa kelas 6 pada disuruh iuran duit, udah gitu disuruh bawa beras lagi dari rumah, satu orangnya satu gelas. Ada- ada aja emang guru SD itu...

Tiba- tiba gue terlempar ke SMP, tapi SMP gue SMP yang Islami coyy, alias MTS (Madrasah). Gue inget banget waktu acara wisuda kelas 3. Jadi waktu itu kan harus pake baju warna putih dan celana hitam, kalau bajunya sih gue punya tapi celana hitam gue nggak punya. Emak gue udah pontang –panting minjem tapi nggak ada yang pas buat gue.

“ahaaa...” tiba- tiba dikepala emak gue muncul bohlam lampu.
Dia buka lemari, dan mengeluarkan celana warna hitam.
“ahhh. Masak aku disuruh make celana emak... itu kan celana cewek maaakkkk..”
“nggak papa, dari pada nggak pake celana lho..”

Iyaa sihhh, dari pada gue kesekolah nggak pake celana kan lebih malu- maluin. Ya dengan terpaksa gue make celana emak gue yang ada renda- renda dan hiasan mutiara- mutiara gitu,,,, nggak usah dibayangin!!!!
Oke perjalanan hidup terus berlanjut,

Gue masuk SMA di pesantren, tiada kenangan yang paling mengharukan selain waktu awal- awal di pesantren. Biasanya masih dikelonin emak, sekarang gue harus sendirian, apa- apa sendiri deh pokoknya.
Sebenarnya ini memalukan, tapi nggak papa deh gue ceritain,
Jadi gue sering nangis gitu, kalau pas nangis milih kamar mandi sebagai tempat sembunyi. Pura- puranya sih mandi, padahal nangiss... huhuuu huuuu.

“woiiiii cepetan mandinya” tiba-tiba ada yang teriak- teriak diluar.

Oke sekian aja ceritanyaa..

Kalau masih butuh informasi lebih lanjut follow aja @choirulll, jangan hubungi dokter, itu sesattt!!!!


Puisi Coba- Coba

TIKUS GOT

Crotttttt.... !!!!!

Ahhhh,,  Shiitttt Mannnn!!!!

Lagi- lagi gue harus menyaksikan pembunuhan keji dan tak beradab itu.
Tubuhnya gepeng terlindas ban mobil,
Ususnya berhamburan saling berebut untuk keluar,
Darahnya mengalir muncrat membasahi jalanan aspal,

Malang sekali nasibmu,
Tak seorangpun sudi mengurus bangkaimu,
Jangankan memandikan dan mengkafani, melemparmu kesemak- semak saja orang enggan melakukannya.

Ohhh tikus got,
Maafkan kaumku yang sudah menjadikanmu tak bernilai.


TENTANG SI KUNING

Hari ini si kuning ngambek,
Dia tak seperti biasanya yang selalu ingin menghirup oksigen dipagi hari,
Namun aku harus memaksanya untuk keluar. Iya, harus memaksanya.
Aku tak mau dia menjadi sampah yang membusuk didalam,

Hemmmmm...

Perlu sedikit tenaga dan keringat serta kernyitan didahi untuk memaksanya keluar.
Ah, apa mungkin ini karena ulah tukang nasi goreng semalem?
Nasi goreng itu terlalu pedas,

Buktinya ketika si kuning keluar, dia meninggalkan rasa panas di lobang itu.
Tapi tak apalah,

Lega.....

Byuurrrr... Byurrr.... (siram sikuning dengan air).

Sekian,,

Gimana menn, puisi buatan gue??