Friday, March 15, 2013

Baru sadar kalau ternyata “smiles” itu penting

Smiles itu apa sih? Smiles adalah bentuk atau gambar ekspresi yang biasanya ada pada layanan message, yang menggambarkan tentang ekspresi muka manusia yang lagi tertawa, sedih, menangis, marah ataupun yang sedang galau.

Awalnya gue merasa hal itu tidaklah penting, ya cuma sebagai hiasan waktu mengirim sebuah pesan. Ya mungkin biar terlihat lucu atau bahkan unyu. Jadi ya gue hampir tidak pernah menggunakannya dalam setiap kirim message, soalnya nggak enak aja kayak bocah atau bahkan aneh.

Nah suatu ketika gue baca status facebook temen yang mengatakan “terkadang melihat senyum seseorang saja kita salah kaprah menafsirkannya, apalagi hanya menafsirkan untaian kata dalam whatsapp..”
Dari status tersebut akhirnya gue berfikir keras, ternyata gue juga pernah mengalami kesalah kaparahan dalam memaknai pesan whatsapp karena tanpa pakai smiles. Ya gue niatnya sih biasa aja ngirim pesannya, tapi malah dimaknai dengan artian sedang emosi, gue jadi heran sebenernya gue yang emosi atau dia yang bacanya sambil emosi.

Nggak tau deh, namanya juga manusia, menyebut orang lain egois karena tidak mau mengikuti kehendaknya padahal itu sudah menunjukan bahwa dirinya juga egois. Menyebut orang lain dengan sebutan “merasa benar sendiri” karena tidak mau melaksanakan sarannya, padahal sudah jelas itu menunjukan kalau dia juga merasa bahwa sarannya itu paling benar.
Kok malah curhat, kembali ke topik utama. Jadi untuk menghindari kesalah kaprahan dalam mengartikan sesuatu alangkah baiknya menggunakan smiles ketika mengirim pesan. Tenang saja, smiles itu bukan penanda alay atau yang lainnya. Dia diciptakan untuk menghindari miss komunikasi saja.

Saturday, March 9, 2013

Dijuluki Mahasiswa “Magangers”

Apa itu “Magangers”?? jadi begini ceritanya,
Magangers adalah hanya sebuah julukan, bukan lah sebuah frase kata dalam bahasa inggris ataupun bahasa lainnya. Itu hanya sebuah julukan buat gue yang kata temen- temen gue adalah mahasiswa yang suka melakukan aktivitas berupa “Magang”, Nah karena biasanya dan pada umumnya bahasa yang dianggap gaul alias bahasa Inggris itu menggunakan akhiran “er” jika ingin menjadikan sebuah kata kerja menjadi Subjek, maka begitu pulalah yang terjadi pada kata magangers. Sebagai contoh ada kata kerja “teach” yang artinya mengajar maka untuk bisa diartikan sebagai orang yang mengajar maka perlu ditambahkan imbuhan “er” menjadi “teacher”.

Begitu juga dengan istilah “magangers” berasal dari kata “magang” (bukan bahasa inggris), yang kemudian ditambahkan “er” agar menunjukan kalau gue adalah “pelaku” magang. Dan juga diselipkan “s” dibelakangnya karena magangnya lebih dari satu kali jadi istilahnya jama’.

Pertama kali gue magang itu di Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (PKLN) di Kementerian Pendidikan dan kebudayaan RI, tepatnya pas banget di samping FX- Senayan (Nama Mall di daerah Senayan), bareng dengan dua orang temen gue. Nah, dari sinilah gue mulai diperbincangkan, karena sebenarnya kampus itu hanya mewajibkan sebulan saja waktu magang, akan tetapi karena gue enjoy disana ya gue lanjut jadi dua bulan. Mulai tuh pada ngomongin kalau gue suka amat sama magang, kegiatan yang menuntut kita seperti pegawai perusahaan dengan kerjaan se-abrek tapi digaji dengan sangat minim, mungkin hanya cukup untuk uang transport, atau bahkan tidak digaji sama sekali.

Setelah dari PKLN gue lanjut ngelamar- ngelamar lagi untuk magang, dan Alhamdulillah gue diterima magang sebagai Jurnalis di Harian Detik (E-Paper). Dan dari  kejadian inilah yang akhirnya menjadikan alasan gue untuk menyandang  julukan “magangers” tersebut, karena lagi- lagi dan lagi magang.

Well, gue punya tujuan kok. Tentu untuk memperkeren Curiculum Vitae (CV) gue, semakin banyak pengalaman kan semakin menjadi daya tarik bagi perusahaan untuk merekrut kita sebagai karyawannya.