Sunday, February 22, 2015

Makna dibalik "Piye Kabare? Enak Jamanku Tho?"

Nonton standup comedy memang sangatlah menghibur.. Joke- joke yang lucu namun penuh dengan keimuan atau sindiran tentang fenomena- fenomena sosial ditengah masyarakat. Sebagai anak muda gue sangat suka nonton yang namanya stand up comedy. Bukan hanya lawakan konyol, namun inspirasi dan kritik sosialnyalah yang bikin gue sangat tertarik dengan trend lawak yang sedang booming di Indonesia ini.

Abdur, alumni SUCI Kompas TV adalah favorit saya, pria yang mengaku seagai orang timur dan dengan ciri khas joke "Stop angan tipu- tipu" ini sangat cerdas. Kritik sosial nya luar biasa menginspirasi, jadi setiap materi yang dia bawakan selalu mengundang tepuk tangan meriah penuh heran dan kagum.

Salah satu materi yang sering dia bawakan adalah mengenai kesenjangan yang dialami orang- orang timur sana, dia pandai menggambarkan bagaimana jauhnya kesenjangan antara orang yang hidup dipulau jawa ini dengan orang di flores sana, yang mana flores adalah tanah kelahirannya.

Dan ada satu kalimat yang dia lontarkan itu membuat saya jadi berpikir keras, namun tidak sekeras batu apalagi besi, ya keras biasa saja begitu atau keras aja lah. Ya kalimat itu adalah "Piye Kabare? Enak Jamanku tho?". Sebuah kalimat yang pernah menjadi trending topic disebagian media social. Biasanya kalimat itu bersanding dengan mantan Presiden Ri yang 32 tahun berkuasa, iya benar Pak Soeharto. Dalam gambar yang juga disematkan tulisan (biasanya disebut meme) tersebut seolah- olah presiden Soeharto membanggakan dirinya akan keberhasilannya sebagai bapak pembangunan Indonesia.

Abdur dengan sangat cerdas memaknai kalimat dalam meme tersebut, menurut Abdur kenapa bahasa yang digunakan itu bahasa jawa? bukan bahasa bali atau bahkan bahasa orang timur sana?, kembali menurut Abdur, jawabannya adalah bukan karena pak Harto adalah orang jawa, akan tetapi lebih karena ya masayarakat jawa itu saja yang hidupnya di 'enak' kan oleh pak Harto.

Gue ambil kesimpulan nih, jadi intinya dari dulu sampai sekarang mungkin yang namanya kesenjangan itu masih tetap ada dan belum bisa ditemukan solusi untuk mengatasinya. Kesulitan dalam transportasi dan berbagai macam alasan menjadi faktor utama susahnya pemerataan yang ada dibumi Nusantara ini.

Sekian...

No comments:

Post a Comment