Suatu ketika sekitar jam satu malem, gue baru aja pulang dari kontrakan temen di daerah Pamulang. Jalanan agak sepi karena orang udah banyak yang tertidur pulas dengan mimpi- mimpi mereka.
Akan tetapi ketika melewati pasar Ciputat, sepi yang tadinya
menyertai perjalanan gue sontak kabur terbirit-
birit, karena jam satu-an di pasar Ciputat
adalah saatnya para pedagang sayur menggelar dagangannya. Jalanan padat banget,
bukan padat dengan kendaraan bermotor seperti pada siang hari, akan tetapi
padat dengan sayur- mayur yang digelar di jalanan. Tak pelak jalanan pun yang luas awalnya sekitar 3 meter, kini hanya
menyisakan setengah meter saja, karena tergusur oleh sayur -mayur.
Jadi intinya siang dan malemnya di ciputat itu sama aja,
sama- sama macet, siang macet karena kendaraan bermotor, malemnya macet karena
sayur mayur.
Kalau sudah sampai di pasar ciputat, hal yang tak akan terlewatkan
adalah tentang fly over-nya. Di ciputat fly over
membentang dari Ramayana hingga Mega Mall, tentu kegunaan sebenernya dari fly over
ini adalah untuk membantu memperlancar kemacetan ciputat yang semakin hari
semakin membabi buta. Sekilas tak ada yang aneh dengan fly over ini. Di bawahnya
yang samping pasar terdapat beberapa penjual sepatu, dan segerombolan anak punk yang katanya anti kemapanan.
Perjalanan pun berlanjut, setelah meliuk- liuk akhirnya gue
sanggup menembus jalanan yang penuh dengan sayur mayur itu. Melewati penjual
sepatu, kemudian menyaksikan para anak punk
yang lagi nongkrong dengan atributnya, hingga kemudian tibalah diujung fly over
yang deket dengan Mega Mall.
“mas mampir mas.. gratis kok” teriak seseorang dipinggiran
jalan.
Sekejap gue pun
langsung menengok ke arah kiri, seketika itu juga senyuman seseorang yang
sekilas seperti seorang wanita dengan dandanan menor layaknya girls band Korea menyambut tengokan gue.
“oh my god...”
dalam hati gue.
Ternyata mereka adalah sekumpulan pria- pria yang mengaku
sebagai wanita, kalau gue menyebutnya sih wanita- wanita-an. Iya, ternyata dibawah
fly over Ciputat kalau malem digunakan untuk para wanita- wanita-an
tersebut menjajakan cinta. ada yang berminat untuk mencoba cinta mereka? Kalau gue
sih ogahhhh, meskipun itu gratisss, bahkan dibayar sekalipun.
Sambil berlalu gue mengamati mereka, jumlahnya ada kurang
lebiih sekitar 5- 6 orang. Ada yang hampir mirip banget seperti cewek, putih
tinggi langsing dan mukanya cewek banget, tapi ada juga yang gendut banget
dengan muka sangar dan kulit hitam sambil menghisap sebatang rokok dan memakai
baju kayak penari balet, bayangin deh
kayak apa?
Kalau kata gue sih sebenarnya mereka seperti itu bukannya karena untuk mencari uang, akan
tetapi lebih karena mereka ingin menunjukan eksistensi
mereka, mereka ingin diakui sebagai seorang wanita, sebagaimana naluri mereka. Kalau
hanya persoalan uang tentu mereka bisa bekerja yang lebih baik, kan mereka ini
laki- laki.
*kesimpulannya: menjadi wanita- wanita (an) adalah Passion mereka.
No comments:
Post a Comment