Apa itu “Magangers”??
jadi begini ceritanya,
Begitu juga dengan istilah “magangers” berasal dari kata “magang” (bukan bahasa inggris), yang kemudian ditambahkan “er” agar menunjukan kalau gue adalah “pelaku” magang. Dan juga diselipkan “s” dibelakangnya karena magangnya lebih dari satu kali jadi istilahnya jama’.
Pertama kali gue magang itu di Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (PKLN) di Kementerian Pendidikan dan kebudayaan RI, tepatnya pas banget di samping FX- Senayan (Nama Mall di daerah Senayan), bareng dengan dua orang temen gue. Nah, dari sinilah gue mulai diperbincangkan, karena sebenarnya kampus itu hanya mewajibkan sebulan saja waktu magang, akan tetapi karena gue enjoy disana ya gue lanjut jadi dua bulan. Mulai tuh pada ngomongin kalau gue suka amat sama magang, kegiatan yang menuntut kita seperti pegawai perusahaan dengan kerjaan se-abrek tapi digaji dengan sangat minim, mungkin hanya cukup untuk uang transport, atau bahkan tidak digaji sama sekali.
Setelah dari PKLN gue lanjut ngelamar- ngelamar lagi untuk magang, dan Alhamdulillah gue diterima magang sebagai Jurnalis di Harian Detik (E-Paper). Dan dari kejadian inilah yang akhirnya menjadikan alasan gue untuk menyandang julukan “magangers” tersebut, karena lagi- lagi dan lagi magang.
Well, gue punya tujuan kok. Tentu untuk memperkeren Curiculum Vitae (CV) gue, semakin banyak pengalaman kan semakin menjadi daya tarik bagi perusahaan untuk merekrut kita sebagai karyawannya.
Magangers adalah
hanya sebuah julukan, bukan lah sebuah frase
kata dalam bahasa inggris ataupun bahasa lainnya. Itu hanya sebuah julukan buat
gue yang kata temen- temen gue adalah mahasiswa yang suka melakukan aktivitas
berupa “Magang”, Nah karena biasanya dan pada umumnya bahasa yang dianggap gaul
alias bahasa Inggris itu menggunakan akhiran “er” jika ingin menjadikan sebuah
kata kerja menjadi Subjek, maka
begitu pulalah yang terjadi pada kata magangers.
Sebagai contoh ada kata kerja “teach”
yang artinya mengajar maka untuk bisa diartikan sebagai orang yang mengajar
maka perlu ditambahkan imbuhan “er” menjadi “teacher”.
Begitu juga dengan istilah “magangers” berasal dari kata “magang” (bukan bahasa inggris), yang kemudian ditambahkan “er” agar menunjukan kalau gue adalah “pelaku” magang. Dan juga diselipkan “s” dibelakangnya karena magangnya lebih dari satu kali jadi istilahnya jama’.
Pertama kali gue magang itu di Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (PKLN) di Kementerian Pendidikan dan kebudayaan RI, tepatnya pas banget di samping FX- Senayan (Nama Mall di daerah Senayan), bareng dengan dua orang temen gue. Nah, dari sinilah gue mulai diperbincangkan, karena sebenarnya kampus itu hanya mewajibkan sebulan saja waktu magang, akan tetapi karena gue enjoy disana ya gue lanjut jadi dua bulan. Mulai tuh pada ngomongin kalau gue suka amat sama magang, kegiatan yang menuntut kita seperti pegawai perusahaan dengan kerjaan se-abrek tapi digaji dengan sangat minim, mungkin hanya cukup untuk uang transport, atau bahkan tidak digaji sama sekali.
Setelah dari PKLN gue lanjut ngelamar- ngelamar lagi untuk magang, dan Alhamdulillah gue diterima magang sebagai Jurnalis di Harian Detik (E-Paper). Dan dari kejadian inilah yang akhirnya menjadikan alasan gue untuk menyandang julukan “magangers” tersebut, karena lagi- lagi dan lagi magang.
Well, gue punya tujuan kok. Tentu untuk memperkeren Curiculum Vitae (CV) gue, semakin banyak pengalaman kan semakin menjadi daya tarik bagi perusahaan untuk merekrut kita sebagai karyawannya.
No comments:
Post a Comment